Jumat, 24 Juni 2011

Ruyati dipancung ...

Rakyatnya sedang sedih ditimpa kemalangan, pemerintah malah ribut2 soal 'minta maaf'

Gambaran ini yg terlihat jelas di permukaan ketika kita menunggu perhatian yg lebih terhadap kasus eksekusi bangsa kita Ruyati, pekerja migran asal Cikarang. Almarhumah dihukum pancung pemerintah Arab Saudi belum lama ini.
Pihak keluarga masih menyesalkan perlakuan yg dianggap berbeda terhadap perempuan yg sudah ketiga kalinya berangkat bekerja disana. Mereka berpendirian bahwa keputusan hukum pancung tersebut masih bisa dinegosiasikan seperti kasus2 yg lain. Disinilah keluarga Ruyati merasa pemerintah kurang tanggap dalam penanganan.
Dari sisi lain ada masukan menarik dari
Edi Suharto, Ph.D, dalam sebuah artikel menulis :
...Para TKW yang bekerja di Arab Saudi, pada umumnya memiliki impian untuk melaksanakan umroh atau haji. Bilamana umroh atau haji tersebut telah tercapai, etos kerja mereka cenderung menurun, bahkan ingin segera pulang dan menunjukkan tanda-tanda kurang betah...
(http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_35.htm)
Terlepas dari kasus Ruyati tersebut pemerintah wajib hukumnya untuk melindungi setiap warga negaranya baik di dalam ataupun di luar negeri, bukan malah menyalahkan negara lain karena kesalahan administrasi. Emangnya Indonesia, kalo ada pejabat yg salah, anak buah yg dibilang salah prosedure atau administrasi ya...