Selasa, 25 Oktober 2011

antiklimax resuffle sby...

Pertarungan internal, keseimbangan, juga hubungan dekat dengan penentu kebijakan. Itulah faktor penentu untuk terpilih masuk KIB jilid 2 menurut majalah Tempo (24102011). Mungkin belum termasuk faktor X yang menurut beberapa kalangan 'antara ada dan tiada'.
Apapun pembicaraan yg terjadi setelah adanya pengambilan keputusan seringkali menjadi hambar. "Lu bilang apa kek yg penting gw kagak diganti..."mungkin itu yg ingin diucapkan mentri2 yg sebelumnya 'didakwa' masyarakat untuk dicopot.
Berbulan2 menunggu kabar gembira dari pemimpin yg diharapkan tegas. rakyat kembali mendapati kekecewaan yg semakin mendalam. Jelas dapat dilihat pemimpin mereka hanya berusaha keras mempertahankan posisi hingga 2014 bahkan menyusun kekuatan untuk 'peralihan kekuasaan' sesuai keinginannya.Kasat mata kita bisa lihat di posisi Menteri Hukum dan HAM dan wakil menteri, jelas2 dipilih orang yg selama ini diketahui sangat dekat dengan presiden.
Lebih baik kalah terhormat daripada meraih kemenangan dengan kehinaan...

Jumat, 14 Oktober 2011

sby main pingpong...

Sering kita dengar selorohan bahwa apa yg dikatakan, atau yg terlihat adalah kenyataan terbalik bagi politikus. Bila keadaan ekonomi mulai memburuk mereka mengatakan ekonomi mengalami stagnasi sementara.
Ditengah isu resuflle menteri atau lebih tepatnya penambahan beban negara dengan jabatan2 baru, SBY dikabarkan menjalani operasi pasang cincin di bagian jatungnya (pertutaning intervention). Jumlah ring/cincin yg dipasang sebanyak dua buah. Seperti biasa, pihak istana membantah kabar tersebut dan meminta media untuk mengkonfirmasi berita2 yg akan dirilis. (http://www.sinarharapan.co.id/content/read/dokter-munawar-akui-sby-ke-binawaluya/)
Esok harinya, sebelum melakukan fit dan proper test SBY tampil diliput semua media sedang bermain pingpong di Cikeas. Beliau terlihat melakukan kegiatan tersebut tanpa beban ataupun mengalami penurunan stamina.
Sebenarnya bukan urusan main pingpong yg ingin kita bicarakan disini. Tapi menggambarkan Presiden dalam keadaan sehat tanpa masalah kesehatan sepertinya tidak perlu dilakukan pihak istana. Ditengah terpaan masalah2 nasional sebaiknya keluarga lebih bijak dalam melangkah, untuk menghindari sesal kemudian...